Batam - Kericuhan aksi unjuk rasa yang digelar masyarakat Melayu di depan kantor Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam atau BP Batam dibubarkan oleh Aparat Kepolisian menjelang sore hari ini.
Petugas kepolisian melakukan tindakan preventif menembakkan gas air mata ke arah ribuan massa yang kemudian membubarkan diri.
Aksi masyarakat dari buntut persoalan penolakan pembangunan Rempang Eco-City ini digelar sejak pagi hari. Para pengunjuk rasa kemudian menggeruduk kawasan perkantoran BP Batam. Menjelang siang, demonstrasi itu mulai ricuh. Massa terlihat menerobos masuk ke kantor BP Batam.
Massa langsung berhamburan di sekitaran lokasi kejadian. Bahkan gas air mata juga mengarah ke restoran-restoran yang terdapat di sekitar lokasi, beberapa warga juga terlihat kocar-kacir melintas di lokasi tersebut
Terlihat beberapa orang melemparkan batu dan botol ke arah petugas keamanan. Akibat kericuhan itu aparat keamanan mengalami luka dan kaca-kaca di kantor BP Batam terlihat rusak, begitu pula pagar kantor.
Massa kemudian mundur setelah mendapat instruksi dari pimpinan Lembaga Adat Melayu, Kepulauan Riau yang tengah rapat dengan Kapolda Kepri. Rapat tersebut membahas soal pembebasan 8 warga Pulau rempang yang ditahan di Mapolresta Barelang.
"Kita masih menunggu orang tua kite, (LAM Kepri) yang sedang berunding dengan Kapolda Kepri, jadi mari kita mundur ke kantor LAM Batam dulu," kata Ariadi salah seorang Puak-puak Melayu dari Bintan, Tanjungpinang, Penyengat kepada massa. Namun, massa tidak kunjung berangkat ke LAM Batam.
Kapolresta Barelang Kombes Nugroho Tri N.SH., SIK.,MH., sebelumnya sudah meminta massa untuk mundur karena mereka menutup jalan umum di alun-alun Engku Putri. "Saya minta segera bubar, jangan ada lempar-lempar lagi, karena petugas ini punya keluarga juga di rumah mereka sudah menjadi korban pelemparan batu," kata Nugroho.
Setidaknya, kata dia, belasan anggota Polresta Barelang dilarikan ke rumah sakit. Sebagian mereka terkena lemparan batu dari massa. "Kasihan anggota saya, dilarikan ke rumah sakit," kata Nugroho kepada massa yang masih berkumpul.
Meski demikian massa tetap bertahan hingga pukul 15.30 WIB. Setelah itu massa dipukul mundur dengan menggunakan gas air mata dan water cannon.
Massa sempat melawan dengan kembali melempari aparat dengan batu. Namun, gas air mata ditembaki ke arah massa.
Sampai saat ini massa sudah membubarkan diri. Sebagian masih berkumpul di kantor Lembaga Adat Melayu Kota Batam. Belasan orang massa ditangkap aparat kepolisian dalam unjuk rasa tersebut.
Nugroho juga menyayangkan terjadinya tindakan anarkistis massa. "Anggota kita sudah 15 jadi korban pelemparan, padahal sudah kami imbau agar tidak anarkis, ada penyusup gitulah, jadi anarkis," kata Nugroho. (Mnl)