Sragen - Sempat terjadi perselisihan kecil di kantin SPBU 44.572.18 Jatisomo Sambungmacan Sragen pada 9 Agustus 2023 Rabu Malam lalu, Pengawas SPBU Ari Sutrisno mengklaim bahwa hanya salah paham antara supir truck sembako dengan beberapa orang yang tidak tidak dikenal.
"Sudah selesai kok dan hanya selisih paham saja. Usaha ini resmi loh, dan kami merasa dirugikan dengan pemberitaan salah satu media online dengan judul "SPBU 44-572-18 Sambung Macan Sragen Tempat Sarang Mafia Solar Diduga Libatkan Oknum TNI dan Pengawas SPBU, "kata Ari pada awak media, Senin, (12/08/2023) lalu.
Ari Sutrisno juga menegaskan pihaknya tidak bermain yang melanggar aturan. Sebagai pengawas SPBU dia memberikan edukasi dan pemahaman kepada operatornya untuk tidak melayani transaksi BBM Subsidi dalam jumlah besar, dan wajib menggunakan barcode.
"Semua sudah kita jalankan sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang kami jalankan sudah Sesuai ketentuan PT Pertamina, bahwa peraturan yang mewajibkan penyaluran BBM Subsidi wajib memiliki QR Code atau Barcode sebagai syarat mengisi BBM Subsidi," tegas Ari.
Terkait pemberitaan salah satu media online itu, kata Ari sangat tidak benar. Dia merinci kejadian saat itu ada truck pengangkut sembako sedang parkir di depan kantin, tapi dituduh macam-macam oleh beberapa orang yang mengaku dirinya wartawan dari media TNI-POLRI.
"Kalau memang truck tersebut melanggar hukum kenapa tidak berkordinasi dengan pihak kepolisian dan ditangkap saat kejadian," ulasnya.
Atas kejadian itu, Ari merasa sangat dirugikan dalam pengelolaan usaha resminya sebagai penyuplai BBM Pertamina ke masyarakat.
Sementara Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Forum Wartawan Jaya (FWJ) Indonesia, Ardhi Solahuddin mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan pengawas SPBU Sambungmacan Sragen.
"Langkah pengawas SPBU sudah benar dan perlu diklarifikasi agar tidak terjadi bola liar dan lonsumsi publik yang negatif terhadap pengelolaan SPBU. "Ucap Ardhi dalam keterangan Pers nya, Selasa (15/08/2023).
Ardhi juga membenarkan terkait aduan yang diterimanya merupakan bentuk komunikasi yang sesuai dengan tupoksi FWJ Indonesia, yakni memberikan penjelasan atas aduan masyarakat serta memberikan kenyamanan kepihak pihak terkait agar tidak menimbulkan kerawanan wilayah.
"Saya sudah berkordinasi dengan Ketua Umum FWJ Indonesia, dan beliau sepakat untuk berikan pemahaman serta edukasi postif membangun agar masyarakat, satuan TNI / Polri maupun BPH Migas untuk tidak mudah terprovokasi," jelas Ardhi. (Rds)