Oz Sports - Maroko menciptakan sejarah dengan menyingkirkan Portugal dan lolos ke semifinal Piala Dunia 2022. Semua itu mungkin terjadi berkat kasih sayang ibu.
Sofiane Boufal melakukan selebrasi dansa usai Maroko menang 1-0 atas Portugal dalam laga perempat final Piala Dunia 2022 di Stadion Al Thumama, Doha, Sabtu (10/12/2022).
Boufal tak sendirian dalam melakukan dansa. Ia ditemani seorang wanita berkerudung perak dengan tas warna merah.
Partner dansa Boufal tak lain adalah sang ibunda, yang diakuinya merupakan figur berjasa.
“Saya melihat Ibu saya berangkat pada pukul 6 pagi untuk bekerja. Jadi, saya tak mau merusak segalanya, mengingat saya punya talenta,” kata Boufal kepada So Foot pada 2021 silam, soal peran sang ibu dalam karier sepak bolanya.
Melihat sang ibu banting tulang untuk menyambung hidup, Boufal pun tak mau menyia-nyiakan bakat sepak bolanya.
Boufal memilih berhenti sekolah pada usia sangat muda demi fokus sepenuhnya kepada sepak bola.
“Pada usia 16 atau 18 tahun, tak ada pergi ke bioskop, pesta, atau ke klub malam,” kata Boufal.
Boufal yang terkenal karena kelihaiannya mendribel bola, mengaku bahwa perjuangan sang ibunda merupakan bahan bakarnya untuk sukses di karier sepak bola.
“Ketika saya menandatangani kontrak pertama dengan Angers SCO, saya tak mendapatkan gaji besar, saya hanya menerima 200 euro untuk menyenangkan diri sendiri. Sisanya untuk Ibu saya,” ujar Boufal yang kini kembali mentas di Angers setelah sempat bertualang ke Lille, Southampton, dan Celta Vigo.
Ibu Boufal tentu kini bangga. Sang buah hati tak cuma berhasil menjadi pesepak bola profesional dan mencukupi kebutuhan keluarga.
Boufal bahkan mengharumkan nama negara dengan mengantar Maroko menjadi wakil Afrika pertama yang mampu mencapai semifinal Piala Dunia.
“Kami bertarung dengan senjata kami dan menyenangkan melihat sepak bola menunjukkan bahwa kami memiliki tim yang solid. Jika menjalankan taktik secara tepat, kami bisa memindahkan gunung, itu yang kami lakukan hari ini,” ujar pelatih Maroko, Walid Regragui, usai laga kontra Portugal di perempat final Piala Dunia 2022.
Maroko bisa menjadi tim yang padu salah satunya tentu karena kasih sayang para ibu.
Bukan cuma Sofiane Boufal yang perjuangannya diiringi oleh sang ibunda di Piala Dunia 2022.
Nyaris semua ibu pemain, pelatih, hingga staf Maroko hadir di Qatar mendukung langsung perjuangan tim beralias Singa Atlas.
Sesuai instruksi pelatih Walid Regragui dan Presiden Federasi Sepak Bola Maroko, Fouzi Lekjaa, sanak famili dari anggota skuad yang terpilih, mendapatkan tanggungan akomodasi.
Alhasil, markas Maroko selama Piala Dunia 2022 di Qatar, Hotel Wyndam Doha West Bay, terasa seperti sebuah area piknik yang melibatkan orangtua dan anak.
“Sepanjang kariernya sebagai pemain atau pelatih, saya tak pernah bepergian untuk melihatnya,” kata Fatima, ibu dari pelatih Maroko, Walid Regragui.
“Saya tinggal di Perancis selama lebih dari 50 tahun sekarang dan ini adalah kompetisi pertama yang membuat saya meninggalkan Paris,” ujar Ibu Regragui lagi.
Media sosial beberapa waktu lalu juga sempat dihiasi dengan momen menyentuh saat bek kanan Maroko, Achraf Hakimi, memberikan kecupan kepada sang Ibu usai raihan kemenangan atas Spanyol di fase 16 besar.
“Aku cinta kamu, Ibu,” tulis Hakimi memberikan keterangan foto dirinya dan sang Ibu di Instagram.
Hakimi yang lahir dan besar di Spanyol, mengaku sangat berutang budi kepada kedua orangtuanya.
Ibu Hakimi dahulu bekerja sebagai pramuwisma sementara ayahnya merupakan pedagang keliling.
“Mereka mengorbankan hidup mereka untuk saya. Mereka mengambil banyak hal dari saudara-saudara saya supaya saya bisa sukses. Hari ini, saya bermain untuk mereka,” ujar Hakimi dalam program El Chiringuito beberapa waktu silam.
Kasih orangtua memberikan inspirasi bagi perjalanan sensasional Maroko di Piala Dunia 2022.
Berkat cinta orangtua, semuanya menjadi terasa mungkin bagi Maroko, mulai dari menyingkirkan juara dunia 2010 Spanyol hingga membuat peraih 5 trofi Ballon d'Or, Cristiano Ronaldo, menangis tersedu, karena Portugal tersingkir.
Seperti kata Regragui, gunung pun mungkin dipindahkan oleh pemain-pemain Maroko.
"Kesuksesan kami tak akan mungkin terjadi tanpa kebahagiaan orangtua kami,” ujar Regragui tak lama setelah ditunjuk menukangi Maroko pada Agustus 2022 silam.