Oz Style - Selain masalah kesehatan fisik, orangtua juga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap masalah kesehatan mental pada anak-anak.
Dokter Spesialis Anak, dr. Margareta Komalasari, Sp.A mengatakan, di masa pandemi Covid-19 saat ini, menjaga kesehatan fisik anak sangat penting, begitu juga kesehatan mental anak.
“Kesehatan mental anak adalah suatu cara bagaimana anak berpikir dirinya sendiri dan bagaimana dia dengan sekelilingnya," kata Margareta dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/8/2022).
Kesehatan mental anak sangat penting, karena menurutnya, ini merupakan proses anak beradaptasi dengan lingkungannya dan akan memengaruhi kesehatan mentalnya ketika dewasa nanti.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental adalah kondisi sejahtera seseorang, ketika seseorang menyadari kemampuan dirinya, mampu untuk mengelola stres yang dimiliki serta beradaptasi dengan baik, dapat bekerja atau beraktivitas secara produktif, dan berkontribusi untuk lingkungannya.
Kesehatan mental merupakan dasar yang penting bagi seseorang, termasuk anak-anak.
Margareta menjelaskan, kesehatan mental anak merupakan fondasi untuk anak bisa beradaptasi dengan masa yang akan datang.
Penting untuk diingat bahwa para ahli selalu menekankan, gangguan kesehatan mental itu tidak berarti seseorang gila.
Sebab, gangguan kesehatan mental ada banyak sekali jenisnya dan beragam pula gejala, serta tatalaksana yang bisa dilakukan untuk membantu pemulihannya.
Ia menyarankan, agar orangtua dapat melakukan deteksi dini secepat mungkin terhadap potensi atau kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan mental pada anak-anak.
“Kondisi anak akan lebih baik, jika orangtua dapat cepat mendeteksinya. Deteksi kesehatan mental anak sudah bisa dimulai sejak usia sekolah, karena anak sudah terpapar dengan stres,” ujarnya.
Apabila tidak diperhatikan sejak saat ini, maka gangguan kesehatan mental pada anak dapat memperburuk kondisi mental anak ketika remaja hingga dewasa.
“Banyak isu orang stres, bipolar. Penyakit itu yang kita takutkan akan meningkat, jika kita tidak memerhatikan kesehatan mental anak," kata dr Margareta.
"Orangtua harus menyadari perubahan tindakan maupun emosi anak, misalnya ketika melihat anak yang lincah tiba-tiba murung, tidak mau berinteraksi dengan orang lain,” imbuhnya.
Untuk dapat membantu memerhatikan kondisi kesehatan mental anak, Margareta menyarankan untuk menerapkan beberapa hal dalam mendidik dan menemani tumbuh kembang anak.
Salah satunya saat ibu menyusui, biasakan mengajak anaknya berkomunikasi, sehingga memberikan perhatian penuh kepada anaknya.
Hal ini akan baik, karena tiga aspek tumbuh kembang anak adalah asah, asih, dan asuh.
Dengan begitu, ibu dapat melakukan tabungan sederhana untuk kesehatan mental anak sejak anak masih bayi.