Jakarta - Mantan atlet angkat besi, Citra Febrianti memberikan penjelasan mengenai ramainya polemik medali perak Olimpiade 2012 miliknya. Ia menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak pernah menagih medali tersebut kepada Komite Olimpiade Indonesia (KOI)/NOC Indonesia.
Citra merupakan salah satu penyumbang medali bagi kontingen Indonesia di Olimpiade London 2022. Namun, kepastian dirinya meraih medali diumumkan delapan tahun setelah ajang bergulir, tepatnya Desember 2020.
Lifter asal Lampung meraih medali perak pada kelas 53 Kg Putri. Medali perak itu diberikan kepada Citra setelah Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengumumkan ia berhak mendapatkannya akibat peraih medali emas Zulfiya Chinshanlo (Kazakhstan) dan peraih perunggu Cristina Lovu (Moldova) di diskualifikasi karena dinyatakan positif doping.
Citra kemudian menerima bonus sebesar Rp 400 juta dari Pemerintah Indonesia melalui Kemenpora. Namun, hingga kini ia belum menerima medali peraknya.
"Untuk menjelaskan yang masih marak masalah KOI, saya tidak ada omongan untuk menagih janji medali dan piagam, saya tidak minta menagih itu," kata Citra dalam keterangan persnya, usai bertemu dengan KOI di Kantor NOC Indonesia, Rabu (06/07).
"Waktu itu saya hanya ditelepon oleh teman media, menanyakan soal medali olimpiade dan saya menyatakan memang medali dan piagamnya belum saya terima. Tapi untuk menagih itu, saya enggak ada," terangnya.
Citra mengaku bahwa dirinya kurang memahami kalau pemberian medali perak Olimpiade London 2012, ternyata memiliki prosedur yang harus dilalui. Dia baru mengetahui itu dijelaskan KOI setelah bertemu dengan Ketua Umum KOI, Raja Sapta Oktohari dan Sekretaris Jenderal KOI, Ferry J Kono.
"Setelah saya ke sini, sekarang semuanya jelas dan disambut dengan baik sekali. Alhamdulillah dua minggu semuanya sudah jelas dan akhirnya medali Olimpiade itu akan saya dapatkan," tambahnya.
"Jadi untuk menagih-nagih itu, saya nggak. Cuma memang kurang paham saja karena kemarin itu sempat ada panggilan, gagal. Cuma saya kurang paham kalau ada prosedur bagaimana penyerahan medali tersebut."
Sementara itu, Ketua Umum KOI, Raja Sapta mengatakan, pemberian medali milik Citra memang ada mekanismenya dan telah diatur oleh Olympic Charter. Salah satunya adalah upacara penyerahan wajib dihadiri oleh anggota IOC dari negara yang bersangkutan, dalam hal ini anggota dari Indonesia.
Okto, sapaan Oktohari, kemudian menyampaikan pihaknya berniat melakukan upacara penyerahan medali dalam waktu dekat. Namun rencana itu tak mendapatkan persetujuan dari IOC.
"Hak untuk pemberian medali itu punya IOC. Kami lapor mereka, ada beberapa acara yang dilaporkan tapi harus dengan persetujuan IOC. Jadi kemungkinan kita akan lakukan bertepatan dengan perayaan Olympic Day, yang Insya Allah akan dilaksanakan pada 10 September," tutur Okto.
"Jadi di situ bukan sekedar penyerahan medali, tapi juga ada acara Olimpiade. Karena memang maunya IOC itu setiap menyerahkan medali Olimpiade, itu bukan acara biasa, yang sekadar pemberian medali, tapi harus diacarakan yang memang jadi kebanggaan para olympian di seluruh dunia," pungkasnya. (Jsc)