Ilustrasi/Foto : Istimewa
Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) terus berupaya meningkatkan ketahanan keluarga. Salah satu caranya adalah melalui Bimbingan Perkawinan (Bimwin).
Asisten Deputi Ketahanan dan Kesejahteran Keluarga Kemenko PMK, Indah Suwarni mengatakan, keluarga merupakan lembaga terkecil, tetapi harus dibangun menjadi yang tangguh. Sehingga bisa membawa masa depan yang lebih baik.
“Bimbingan perkawinan ini dilakukan sebagai langkah menyiapkan ketahanan keluarga yang sejahtera. Bimbingan perkawinan melibatkan para ahli terkait seperti dari psikologi, spiritual, ekonomi, dan kesehatan,” ujar Indah, Sabtu (11/06).
Indah menjelaskan, bimbingan perkawinan ini menindaklanjuti kesepakatan bersama atau MoU antara Kemenag, Kemenkes, dan BKKBN tentang Pelaksanaan program Bimbingan Perkawinan bagi Calon Pengantin dalam rangka Penguatan Ketahanan Dan Kesejahteraan Keluarga. Mou ini telah memasuki tahun kedua sejak dikeluarkan pada 19 Februari 2020.
Pelaksanaan bimbingan perkawinan ini juga dilakukan berdasarkan agama dan kepercayaan dari calon pengantin, seperti di agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, Khong Hu Chu dan agama kepercayaan. Masing-masing agama memiliki treatment bimbingan tersendiri.
Indah meminta agar pelaksanaan bimbingan perkawinan bisa tersinergi dan memiliki pedoman yang sama. Khususnya dalam hal mengembangkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Menurutnya, antara Kemenkes, Kementerian Agama, Kemendikbudristek yang membawahi penghayat kepercayaan, perlu membuat pedoman yang sama dalam bimbingan perkawinan.
“Sekiranya bisa membuat petunjuk teknis dalam bimbingan perkawinan. Kemudian bersinergi dan mungkin perlu standarisasi bagaimana untuk syarat pernikahan untuk menyiapkan calon pengantin kita generasi kita kedepan supaya menjadi generasi kuat sehat,” ujarnya.
Selain itu, menurut Indah, penyiapan keluarga melalui bimbingan perkawinan ini juga merupakan salah satu kunci untuk mempercepat penurunan stunting di Indonesia. “Apalagi kita harus mengejar 14 persen stunting. Oleh karena itu kita juga harus menggawangi dari segi pernikahannya,” pungkasnya. (Jsc)