Jatim - Ecological Observation adn Wetlands Conservation (Ecoton) meminta warga waspada atas temuan ikan mati massal atau fenomena ikan mabuk di wilayah Sungai Brantas, perbatasan Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Mojokerto.
Pihak Ecoton sendiri menduga jika kematian massal itu dikarenakan terkontaminasi dari limbah industri. Masyarakat harus berhati-hati ketika akan mengkonsumsi ikan-ikan hasil tangkapan tersebut.
"Ikan-ikan ini diduga terindikasi tercemar kandungan racun dan bahan berbahaya," kata Manager Kampanye Ecoton Diki Dwi Cahya, Senin (23/05).
Diki menyebut, lokasi temuan ikan mati massal itu punya jarak yang dekat dengan Intake PDAM atau tempat pertama kali air masuk. Sedangkan bahan baku PDAM berasal dari air sungai Surabaya.
"Ketika limbah yang tanpa diolah dibuang ke Sungai Brantas akan mengakibatkan penurunan kualitas air sungai," paparnya.
Disamping itu, dirinya juga mengatakan bahwa ikan-ikan yang mati punya ukuran besar. Hal ini sudah lama tak didapatinya. Tak hanya itu, potensi kepunahan pada ikan di kawasan sungai juga semakin nyata.
"Menurut saya, kalau kondisinya terus begini kelestarian lingkungan kali Surabaya bisa terancam serta membuat induk ikan akan mati, dan bisa menyebabkan kepunahan," terangnya.
Diki menambahkan, pihaknya pernah melayangkan gugatan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian PUPR, dan Gubernur Jawa Timur pada 2019, terkait peristiwa ikan mati massal di Sungai Brantas.
"Dalam putusan Perkara Nomor 08/Pdt.G/2019/PN.Sby Pengadilan mengabulkan permintaan Ecoton agar pemerintah melakukan pemulihan lingkungan hidup, tetapi para tergugat mengajukan banding yang hingga saat ini belum mendapat putusan dari Pengadilan Tinggi Surabaya," ungkapnya.
Sebelumnya, ikan di sungai sekitar wilayah Kabupaten Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya ditemukan mati mendadak atau disebut ikan mabuk.
Terpisah, Habib warga asal Desa Bambe, Gresik mengutarakan, setelah mendapatkan kabar soal fenomena itu dirinya memilih langsung mendatangi lokasi.
Ketika berada di lokasi, dia sudah melihat banyak warga yang telah berkumpul di sana. Warga terlihat menangkap ikan-ikan yang mati disungai. Fenomena ikan mati mendadak ini diperkirakannya terjadi sejak pukul 06.30 WIB.
Menurutnya, kejadian ikan mati secara massal ini merupakan yang paling parah dalam kurun waktu belakangan ini. "Air sungainya juga berbau amis, terus sedikit berminyak dan lengket," Terangnya. (Mh)